yangdiperiksa dan dalam TA 2004 sebesar Rp ,89 atau 6,82 % dari anggaran yang diperiksa. Tanpa mengurangi keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai, hasil pemeriksaan masih menemukan beberapa kelemahan yaitu : 1. Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Ditjen Ranahan Dephan masih
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID SoVN8PbLgipuOMtge46vs5vDv46wyaIVU7rDdb0DlqW47p6WJDhSTA==AwdiOnlinecom, Jakarta - Panglima Kodam Jaya/Jayakarta (Pangdam Jaya) yang juga selaku Komandan Garnisun Tetap I/Jakarta (Dan Gartap I/Jkt) Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, S.E., menghadiri acara pembukaan pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2015, bertempat di Wisma Soeganda PP Pon, Cibubur, Jakarta, Rabu (29/07).
Home Hankam Kamis, 19 Januari 2023 - 0608 WIBloading... Empat jenderal TNI yang merupakan lulusan Akmil 1980-an di antaranya, dari Jenderal TNI Purn Andika Perkasa hingga KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Foto/SINDOnews A A A JAKARTA - Setidaknya ada empat jenderal TNI yang lulusan Akademi Militer Akmil tahun 1980-an. Para jenderal jebolan Akmil 1980-an ini ada yang masih aktif dan ada yang sudah menjadi jenderal TNI yang merupakan lulusan Akmil 1980-an di antaranya, Jenderal TNI Purn Muhammad Andika Perkasa, Jenderal TNI Purn Mulyono, Jenderal TNI Purn Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf Angkatan Darat KSAD Jenderal TNI Dudung itu, dikutip dari Kamis 19/1/2023, keberadaan Akmil berawal dari didirikannya Militaire Academie MA Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945. Baca juga Panglima TNI Yudo Margono Mutasi Besar-besaran 223 PerwiraDidirikannya MA Yogyakarta tersebut atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip profil singkat empat jenderal tersebut1. Jenderal TNI Purn Muhammad Andika PerkasaAndika Perkasa merupakan mantan Panglima TNI dan dgantikan oleh Laksamana TNI Yudo Margono pada 19 Desember 2022. Jenderal Andika yang lahir pada 21 Desember 1964 ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun Jenderal TNI Purn MulyonoJenderal Mulyono lahir pada 12 Januari 1961, jabatannya terakhir sebagai KSAD dimulai pada 8 Juli 2015 dan berakhir pada 22 November 2018. Sebelumnya jebolan Akmil tahun 1983 ini mengemban amanah sebagai Komando Strategis Angkatan Darat Pangkostrad. tentara nasional indonesia tni ad jenderal tni andika perkasa jenderal tni dudung abdurachman gatot nurmantyo Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 9 menit yang lalu 31 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang laluSetelahmenduduki posisi bintang satu berkisaran 6 bulan, Ia digeser pada posisi lainnya yang kurang strategis. Posisi terakhir ini masuk rumpun (cluster) perwira tinggi Mabes TNI atau markas besar masing-masing matra. Kebijakan ini secara psikologis boleh dibilang aman, mengingat semua lulusan Akmil ingin jadi jenderal. Militer Militer Indonesia Kamis, 16 Juli 2020 - 0602 WIB VIVA – Akademi Militer Akmil Tentara Nasional Indonesia TNI adalah gerbang awal menuju karier militer. Setiap perwira TNI dipastikan melewati pendidikan lebih dulu, sebelum resmi menjadi prajurit Sapta Marga, baik di matra Angkatan Darat TNI AD, Angkatan Laut TNI AL dan Angkatan Udara TNI AU.Sejumlah tokoh militer Indonesia yang memiliki karier cemerlang, adalah jebolan-jebolan Akmil. Dengan bekal disiplin tinggi berpadu dengan intelejensi mumpuni, banyak sosok yang mencuat. Baik yang masih aktif bertugas, maupun yang sudah berstatus Purnawirawan TNI. Dalam berita sebelumnya, VIVA Militer mengutip data dari situs Akmil lulusan 1961. Dalam berita sebelumnya juga, VIVA Militer sedikit mengupas sosok mendiang Letnan Jenderal TNI Purn. Kentot Harseno. Letjen Kentot adalah salah satu jebolan Akmil 1961, yang punya karier mengkilap. Letjen Kentot pernah menjadi ajudan Presiden Republik Indonesia ke-2, Jenderal Besar TNI Purn. Soeharto. Selain itu, Letjen Kentot juga pernah jadi orang nomor satu di Komando Daerah Militer Kodam, saat menjabat Panglima Komando Daerah Militer Pangdam Jaya/ tak cuma Kentot yang punya nama besar di republik ini. Lulusan Akmil 61 lainnya yang juga memiliki karier cemerlang adalah Letjen TNI Purn. Tiopan Bernhard Silalahi, atau yang lebih dikenal dengan panggilan TB masih aktif bertugas, Letjen Silalahi memang tak menduduki posisi strategis. Mungkin dari sederet posisinya saat masih aktif bertugas di kesatuan Kavaleri TNI, posisi Letjen Silalahi yang terbaik adalah Kepala Staf Daerah Militer Kasdam VII/Diponegoro, tahun 1985. Kemudian, Letjen Silalahi sempat juga menduduki posisi Asisten Perencanaaan Asrena Kepala Staf Angkatan Darat KASAD pada pensiun, Letjen Silalahi pernah menjabat sejumlah posisi penting di pemerintah Orde Baru. Pada 1993 hingga 1998, Letjen Silalahi ditunjuk Presiden Soeharto sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Halaman Selanjutnya Kemudian saat kursi Presiden RI diduki oleh Jenderal TNI Purn. Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono SBY, Letjen Silalahi dipercaya sebagai Penasehat Khusus Presiden, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden periode 2004 hingga 2010. ShaniaAlena Natasia--telah menjalani hubungan yang indah sebelum akhirnya bertemu Andri, sang abdi negara yang menjadi anak asuh ayahnya yang notabene seorang Jenderal sekaligus mengemban tugas menjadi ajudan baginya. Oleh Selamat Ginting/Wartawan Senior RepublikaTiga Menguak Takdir adalah buku kumpulan puisi yang menyelami pemikiran dan perasaan tiga sastrawan, yakni Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani. Dengan segenap perbedaan, mereka bersatu demi mencapai cita-cita yang disebut 'suatu tujuan takdir'. Mereka adalah sastrawan Angkatan '45 lahir dan berawal dari kecamuk dan kegetiran atas Perang Kemerdekaan. Ada 'takdir' yang sebenarnya mereka perjuangkan. Apa itu? Cuma mereka bertiga yang tahu. Mereka berjuang melalui puisinya membakar semangat para pejuang yang telah mengorbankan nyawa, demi tercapainya kemerdekaan. Chairil Anwar menulisnya dalam sajak Antara Krawang-Bekasi’ dan Asrul Sani dengan Sebagai Kenangan kepada Amir Hamzah, Penyair yang Terbunuh’. Kemudian Rivai Apin menulis sajak Anak Malam’, menggambarkan pejuang tak kenal menyerah. BACA JUGA Curhat Jokowi, Disebut Plonga-plongo Sampai Bapak Bipang Kali ini, penulis bukan akan membahas tiga sastrawan tersebut, melainkan takdir dari tiga jenderal abituren lulusan sekolah militer Akademi Militer Akmil 1992. Kini sudah tiga orang menyandang jabatan bintang dua, yakni Mayjen TNI Maruli Simanjuntak 51 tahun, Mayjen TNI Richard Tampubolon 52 tahun, dan Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo 50 tahun. Kunto segera mendapatkan promosi Mayjen dengan jabatan barunya sebagai Panglima Divisi Infanteri Divif 3/Kostrad di Gowa, Sulawesi Selatan. Promosi Kunto berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/540/VI/2021 tanggal 23 Juni 2021, tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Rising starDi antara dua rekannya, Maruli yang merupakan menantu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seperti lari sendirian. Sejak awal Desember 2018 sudah menyandang pangkat Mayjen dengan jabatan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Paspampres. Artinya hanya dalam rentang waktu 26 tahun, ia bisa memperoleh pangkat jenderal bintang dua. Jika dibagi dengan delapan pangkat sejak Letda hingga Mayjen, maka rata-rata satu pangkat sekitar 3,25 tahun. Sesuatu yang mencengangkan. Kini jabatan kedua untuk pangkat Mayjen sebagai Panglima Kodam Udayana di Bali, terhitung akhir November 2020. Dia menjadi rising star bintang yang bersinar, terbang meninggalkan rekan-rekannya. Menjadi bersamaan dengan seniornya abituren Akmil 1990 dan 1991. Terutama lulusan terbaik Akmil 1990, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa 54 tahun maupun lulusan terbaik Akmil 1991 Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso 53 tahun. Bahkan hingga kini, Teguh Pudjo belum sempat menjadi Panglima Kodam. Dua jabatan bintang duanya sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri AD, dan kini Komandan Pusat Penerbangan AD. Sedangkan Mayjen Cantiasa bintang duanya sebagai Komandan Jenderal Kopassus dan kini Panglima Kodam Cendrawasih, sejak akhir Agustus 2020 lalu. BACA JUGA HMI Dituding Binaan PKS, Ketum Minta Aparat Bertindak Hanya Mayjen Richard yang bisa mendekati meluncurnya Maruli. Jenderal dengan nama lengkap Richard Horja Taruli Tampubolon. Pada pertengahan Desember 2019, ia naik pangkat Mayjen dengan jabatan Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Kogabwilhan I. Artinya, Maruli satu tahun lebih dahulu daripada Richard untuk mendapatkan bintang dua. Kemudian pada akhir Juli 2020, Richard menjadi Komanan Komando Operasi Khusus Koopssus TNI. Sebuah lembaga yang baru dibentuk pada Juli 2019. Ia menggantikan Mayjen TNI Rochadi yang pensiun. Koopssus TNI merupakan badan pelaksana pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI. Sehingga pasukan khusus dari tiga matra yaitu matra darat, matra laut dan matra udara stand by di Mabes TNI. Dan kini, 2,5 tahun setelah Maruli menjadi Mayjen, Kunto Arief Wibowo menyamai sebagai jenderal bintang dua. Posisinya sebagai Panglima Divif 3 Kostrad. Kunto adalah anak eks Wakil Presiden Try Sutrisno. Posisi Pangdivif 3 ini kalah bergengsi’ daripada Pangdivif 1, apalagi Pangdivif 2 Kostrad. Sebab Divif 3 Kostrad ini baru dibentuk dan satuannya belum lengkap. Misalnya, belum memiliki Batalyon Zeni Tempur Yonzipur dan Batalyon Kavaleri Yonkav sebagai satuan-satuan bantuan tempur satbanpur. Satbanpur lainnya seperti Batalyon Artileri Medan Yonarmed 6 dan Artileri Pertahanan Udara Yonarhanud 16, mengambil alih komando pengenadalian kodal dari Kodam Hasanuddin. Brigade Infamteri Brigif 20 dari Kodam Cenderawasih ke Divif 3 Kostrad. Termasuk Brigif Para Raider 3 dari Divif 1 Kostrad ke Divif 3 Kostrad beserta tiga Yonif-nya. Di antara tiga Divif Kostrad, Divif 2 memiliki jumlah satuan yang lebih banyak daripada Divif 1, apalagi Divif 3. Perwira tinggi 13 persenBaik Maruli, Richard maupun Kunto disatukan dalam satu korps Infanteri. Mereka adalah penjuru bagi abituren Akmil 1992 yang mengawali menjadi jenderal bintang dua, kurang dari 29-30 tahun masa dinas perwira. Namun, tidak ada yang tahu tentang takdir mereka sejak awal menjadi taruna Akmil di Magelang dan perjalanan ke depannya. Termasuk apa keinginan dari takdir menempuh jalan karier militer yang memang berbeda. Mereka punya jalan masing-masing yang melatarbelakangi napak tilas kariernya. Ketiganya berupaya untuk menempuh jalan terbaik dalam perjalanan hidupya di dunia militer yang keras. Maruli dan Richard harus berdarah-darah untuk bisa bergabung sebagai pasukan komando Kopassus.Memang saat lulus taruna, mereka bukan ranking tiga besar. Namun dalam perkembangan di lapangan, mereka punya takdir yang cukup baik daripada dua lulusan terbaik Akmil 1992, yakni Brigjen TNI Erwin Djatniko 52 tahun dari Korps Kavaleri, penerima Adhimakayasa dan Brigjen TNI Adisura Firdaus Tarigan 52 tahun dari Korps Zeni, penerima Trisaksi kini mendampingi Maruli sebagai Inspektur Kodam Udayana. Sedangkan Adisura menjadi Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran Wa Asrena Kepala Staf Angkatan Darat KSAD bidang pengendalian. Keduanya baru satu tahun menjadi keseluruhan abituren Akmil 1992 menghasilkan 274 perwira dari tujuh korps, yakni Infanteri 166 perwira, Kavaleri 5 perwira, Armed 25 perwira, Arhanud 22 perwira, Zeni 33 perwira, Perhubungan /komunikasi elektro 12 perwira, dan Peralatan /materiel 11 perwira.Dari jumlah itu sekitar 13 persen sudah menjadi perwira tinggi pati. Tiga menjadi Mayjen dan 32 lainnya menjadi Brigjen. Selebihnya mayoritas Kolonel. Apalagi dengan kebijakan baru, semuanya mengikuti Seskoad, maka mayoritas berpangkat sekitar 20 persen saja yang bisa menjadi perwira tinggi dari abituren Akmil. Seperti piramida, semakin ke atas semakin mengecil. Sehingga masih ada sekitar tujuh persen lagi dari para Kolonel tersebut yang akan menyusul menjadi perwira tinggi. Bersambung... BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini . 263 226 56 335 135 259 160 97