Baru-baru ini Majelis Ulama Indonesia MUI Jawa Timur mengeluarkan imbauan agar umat Islam tidak mengucapkan salam lintas agama-kombinasi ucapan salam dari berbagai agama. Alasan mereka, salam adalah doa, yakni ibadah yang tidak boleh dicampur aduk demi menjaga kemurnian akidah atau teologi. MUI pusat mendukung imbauan MUI Jawa Timur. Menurut MUI, mencampuradukkan salam adalah tindakan yang mengarah pada sinkretisme dan pluralisme agama yang mengakui kesederajatan klaim kebenaran semua agama-sesuatu yang mereka tolak. Sebaliknya, menurut Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, salam lintas agama adalah simbol toleransi untuk mempererat persaudaraan bangsa dan tidak mengganggu akidah. Sementara, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan kedua pendapat di atas tidak salah. Polemik ini mencerminkan menguatnya penggunaan agama secara berlebihan di ruang publik dan mengerasnya politik identitas, dan adalah bagian dari ancaman terhadap multikulturalisme di Indonesia. Di balik polemik Menurut saya, ada empat hal yang melatarbelakangi polemik penggunaan salam di ruang publik. Pertama, sejak 1990an kelompok Islam mulai mendominasi ruang publik dan mengubah penggunaan salam. Penggunaan “assalamu’alaikum” dalam pidato resmi untuk khalayak plural menjadi populer menjelang 1990-an. Ini muncul bersamaan dengan makin maraknya pemakaian jilbab, meningkatnya jumlah masjid/musala di kantor-kantor pemerintah dan menjamurnya berbagai sekolah, media massa, buku, rumah sakit, bank, butik, busana, sinetron, serta produk atau acara berlabel Islam. Salam ini adalah bagian dari pasang naik gelombang reislamisasi seiring dengan meningkatnya daya tawar umat Islam. Hingga masa Revolusi, salam yang populer adalah pekik “Merdeka!”. Selama 1970-an, Suharto sangat menjaga jarak bahkan cenderung anti-Islam. Ia sengaja menghindari pemakaian “assalamu’alaikum” dan tak pernah ikut salat Jum’at . Tidak heran, hingga pertengahan 1980-an, tidak sedikit umat Islam yang merasa canggung mengucap “assalamu’alaikum” di depan umum. Untuk mengatasi problem “mayoritas bermental minoritas” di kalangan umat Islam, Abdurrahman “Gus Dur” Wahid sempat mengusulkan mengganti “assalamu’alaikum” dengan “selamat pagi” yang kemudian menjadi kontroversi. Penggunaan “assalamu’alaikum” menjadi populer menjelang 1990-an ketika Suharto makin mesra dengan kelompok Islam seiring dengan pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan melemahnya dukungan militer terhadap Orde Baru. Kekuatan kelompok Islam terus meningkat di Indonesia sebagai akibat tak terduga dari rangkaian proyek modernisasi bernama Pembangunan Lima Tahun Pelita sejak 1969. Pelita dilakukan dalam bentuk antara lain layanan pendidikan publik massal, kesehatan umum, pembangunan irigasi, dan transmigrasi. Pemeluk Islam, sebagai penduduk mayoritas, kemudian menikmati hasilnya sebagaimana terlihat dari makin banyaknya generasi Muslim yang masuk universitas sejak 1990-an - sesuatu yang di luar dugaan Suharto yang semula menganaktirikan Islam. Kekuatan ini kemudian tak mungkin lagi diabaikan. Ia bahkan menjadi pilihan aliansi politik yang amat strategis. Islam yang dulu dianaktirikan kemudian menjadi “anak emas”. Kedua, dalam masyarakat Indonesia terdapat pluralisme semu dan penggunaan agama berlebihan over-religionisasi di ruang publik. Orang Islam yang dulu merasa canggung, sejak 1990-an menjadi percaya diri menggunakan “assalamu’alaikum” di tengah konstelasi politik dan birokrasi yang semakin menerima kelompok Islam. Demikian tak terbendungnya dominasi Islam khususnya sejak Reformasi, bahkan sebagian non-Muslim kemudian ikut-ikutan mengadopsi “assalamu’alaikum” sebagai salam pembuka pidato resmi. Mungkin itu adalah bentuk resistansi kelompok non-Muslim untuk menetralkan “assalamu’alaikum” dan menjadikannya sebagai “milik bersama”, atau tindakan untuk menyamarkan identitas kelompok minoritas demi menghindari konsekuensi negatif. Dalam konteks itulah, tambahan “salam sejahtera bagi kita semua” kemudian dipopulerkan oleh tokoh seperti Gus Dur dan lain-lain. Dimulai sejak era presiden Megawati, kemudian Susilo Bambang Yudhoyono dan terutama Joko “Jokowi” Widodo, akhirnya kita mengenal salam lintas agama “Assalamu’alaikum, salam sejahtera, Om Swastiastu, Syalom, Nammo Budaya, Salam Kebajikan.” Selain menjadi kian rumit, salam ini sesungguhnya justru menyiratkan problem keragaman agama. Akomodasi simbolik ini tetap tak mampu merangkul semua pihak, khususnya para penganut agama lokal. Inilah bentuk pluralisme yang semu dan merepotkan. Imbauan MUI Jawa Timur adalah salah satu reaksi ekstrem terhadap fenomena pseudo-pluralisme ini. Mereka yang menolak usul Gus Dur untuk mengganti “assalamu’alaikum” dengan “selamat pagi” maupun imbauan MUI Jawa Timur sama-sama melihat salam sebagai agama. Padahal menurut saya, meski bisa bernilai agama, mestinya salam cukup ditempatkan sebagai sopan santun relasi sosial biasa. Dalam relasi sosial, mestinya ucapan “selamat pagi” sudah cukup. Identitas agama tidak perlu ditonjol-tonjolkan di ruang publik karena menurut saya over-religionisasi ruang publik mengistimewakan kaum mayoritas dan meminggirkan kelompok minoritas. Perhatikan bagaimana mulai kelompok Islam mendapatkan privilese, mulai dari ucapan “assalamu’alaikum” oleh pilot untuk menyapa para penumpang penerbangan komersial yang plural hingga munculnya kos-kosan, perumahan, dan makam khusus Muslim serta imbauan salat Subuh berjemaah oleh kepala daerah. Penolakan warga baru karena alasan agama atau pembubaran ritual keagamaan minoritas pun kini semakin tampak “normal”. Ketiga, politik identitas di Indonesia semakin mengeras. Terlalu besarnya peran agama di ruang publik akhirnya mendorong politik identitas. Dalam konteks itu, sebagai sistem legitimasi paling efektif, agama lalu dengan mudah digunakan oleh sekelompok orang untuk mendesakkan kepentingan. Sebagian kelompok Islam kerap menjadi terlalu sensitif ketika kepentingan mereka dipertaruhkan, tapi kehilangan kepekaan ketika mereka melanggar kepentingan kelompok lain. Seakan mayoritas otomatis punya hak yang lebih besar, lebih banyak, dan lebih penting. Gerakan 212 dan yang sejenis adalah contohnya. Keempat, multikulturalisme di Indonesia sedang terancam. Di antara syarat minimal masyarakat multikultural adalah tegaknya prinsip toleransi serta pengakuan dan penghormatan terhadap kelompok lain yang berbeda. Sayangnya, bahkan syarat minimal ini pun sering tak terpenuhi di Indonesia. Toleransi adalah kemauan dan kemampuan untuk menerima keragaman dan hidup berdampingan secara damai bersama dengan mereka yang berbeda, suka atau tidak suka. Yang justru banyak berlaku di Indonesia adalah toleransi bersyarat, “asal minoritas tidak macam-macam”, seperti tercermin dari sengketa rumah ibadah dan persekusi kelompok mayoritas di luar arus utama di berbagai tempat. Toleransi bersyarat, penerimaan keragaman sepanjang kaum mayoritas tetap senang, bukanlah toleransi. Di situ tidak ada pengakuan dan penghormatan terhadap pihak lain sebagai anggota yang sederajat. Agama dalam kebhinnekaan Polemik salam lintas agama sesungguhnya merupakan bagian dari masalah lebih besar terkait ancaman kelangsungan multikulturalisme di Indonesia. Di ruang publik, agama harus didorong supaya lebih berperan menyediakan landasan dan orientasi etika demi terwujudnya kehidupan bersama yang adil, toleran dan lapang bagi semua. Agama yang terlalu sibuk mengurus simbol-simbol akhirnya hanya akan disalahgunakan untuk mempertengkarkan hal-hal kecil dan berebut kepentingan sempit jangka pendek. Sementara, tanggung jawab fundamental untuk mewujudkan keadilan, persaudaraan dan perdamaian justru terabaikan.
salampersaudaraan. mas2 smuanya, kalau bisa, tolong dibuat web/ blog untuk alamat tempat latihan SH TERATE se indonesia (masing2 daerah) ,,, mulai dari cabang,ranting,bahkan rayon dimaksudkan untuk mempermudah orang yang mencari informasi tentang tempat latihan, juga untuk mempererat persaudaraan sekian, trimakasih.
Daftar Isi Twibbon Hari Raya Waisak Cara Pasang Twibbon Hari Raya Waisak 2023 Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2023 Makassar - Umat Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak 2023 atau 2567 Buddhist Era BE pada 4 Juni mendatang. Mengunggah twibbon Hari Raya Waisak dan ucapan selamat menjadi salah satu cara ada berbagai twibbon dan ucapan menarik yang bisa jadi pilihan. Nah, dalam artikel ini terdapat banyak pilihan twibbon menarik dan ucapan selamat yang bisa detikers cek selenkapnya! Twibbon 1 Twibbon 2 Twibbon 3 Twibbon 4 Twibbon 5 Twibbon 6 Twibbon 7 Twibbon 8 Twibbon 9 Twibbon 10 Twibbon 11 Twibbon 12 Twibbon 13 Twibbon 14 Twibbon 15 Twibbon 16 Twibbon 17 Twibbon 18 Twibbon 19 Twibbon 20 Twibbon 21 Twibbon 22 Twibbon 23 Twibbon 24 Twibbon 25 Twibbon 26 Twibbon 27 Twibbon 28 Twibbon 29 Twibbon 30 Twibbon 31 Twibbon 32 Twibbon 33 Twibbon 34 Twibbon 35 Twibbon 36 Twibbon 37 Twibbon 38 Twibbon 39 Twibbon 40 Cara Pasang Twibbon Hari Raya Waisak 2023Untuk memasang twibbon Hari Raya Waisak 2023 ini, caranya pun cukup mudah. Berikut langkah-langkahnyaPilih salah satu twibbon yang ingin dipakai dari link di kamu akan diarahkan ke laman Twibbonize, lalu klik 'Pilih Foto'.Pilih foto yang akan digunakan di Twibbon, lalu klik yang dipilih akan muncul di Twibbon Hari Raya Waisak 2023. Sesuaikan letak foto hingga persisi kemudian klik 'crop'.Twibbon sudah jadi. Untuk menggunakannya, klik 'download' dan Twibbon akan tersimpan di galeri. Twibbon dapat diunggah ke media sosial sepertiInstagram, WhatsApp, dan Twitter atau dapat juga dijadikan sebagai foto Selamat Hari Raya Waisak 2023Selain memasang twibbon, detikers juga bisa melengkapi unggahan media sosial dengan berbagai caption dan ucapan merangkai katanya?Berikut beberapa contoh ucapan dan caption selamat Hari Raya Waisat 2023 yang bisa jadi referensiTri Suci Waisak adalah momen dalam merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan, apakah itu baik atau buruk untuk kita, maupun pihak lain. Semoga pada hari ini kita bisa introspeksi apa yang sudah kita perbuat. Selamat Hari Raya Tri Suci Hari Raya Waisak kepada seluruh umat Buddha. Semoga semua makhluk yang hidup akan selamanya dalam kebahagiaan serta bisa terbebas dari segala kebencian yang ajaran Buddha membimbing Anda dan memberkati Anda dengan damai sepanjang hidup. Selamat merayakan Hari Waisak memperingati Hari Raya Trisuci Waisak. Keberagaman yang ada di Indonesia bisa dijaga dengan mempererat persaudaraan sejati dan gotong-royong serta mengembangkan cinta Hari Trisuci Waisak untuk umat Buddha. Nafas ajaran Buddha adalah Metta, cinta kasih pada semuanya. Semoga semua makhluk berbahagia selama hidup kita meneladani perbuatan baik sang Buddha, maka pastilah kita akan mendapatkan kemuliaan lahir dan batin. Selamat Hari Raya Waisak 2022. Semoga jalan ke depan semakin Hari Raya Waisak bagi semua teman-teman yang merayakan. Attahana rakkhati saranam dhammam annanam saranam dhammam lokhiya Merayakan Hari Raya Waisak 2022. Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dhamma yang dipraktikkan dengan ketulusan Waisak kali ini akan membawa kebahagiaan kedamaian, ketenteraman, dan kesejahteraan bagi semua makhluk. Annanam bulan purnama Buddha Purnima bisa menyingkirkan kegelapan, ketidaktahuan, kefanatikan dan kebencian. Datangnya Waisak semoga menandakan era kedamaian dan pencerahan kepuasan bagi dunia. Salam hangat pada hari ini. Selamat Hari Hari Raya Waisak, mari kita saling mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi. Semangat gotong royong dalam menebarkan memperingati Hari Raya Tri suci Waisak kepada seluruh umat Buddha. Semoga kita semua bisa bebas dari belenggu diri sendiri dan bisa hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan yang penuh Hari Raya Waisak. Semoga berkah Waisak membawa kebahagiaan, kedamaian dan ketenteraman bagi kita semua. Sabhe Satha Bhavantu Sukitatta. Semoga semua makhluk hidup Suci Waisak adalah momen dalam merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan, apakah itu baik atau buruk untuk kita, maupun pihak lain. Semoga pada hari ini kita bisa introspeksi apa yang sudah kita perbuat. Selamat Hari Raya Tri Suci Hari Raya Waisak kepada seluruh umat Buddha. Semoga semua makhluk yang hidup akan selamanya dalam kebahagiaan serta bisa terbebas dari segala kebencian yang ada. Simak Video "Kapolrestabes Makassar Minta Maaf soal Mobil Patwal Tabrak Pemotor" [GambasVideo 20detik] alk/edr
TriSuci Waisak adalah momen dalam merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan, apakah itu baik atau buruk untuk kita, maupun pihak lain. - Halaman all Minggu, 5 Juni 2022Jakarta - Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering mendengar atau mengucapkan kalimat, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Ini adalah ucapan salam antara muslim satu dan lainnya ketika dalam Al Qur'an terdapat beberapa ayat yang menganjurkan mengucapkan salam, baik saat memasuki rumah orang lain mau pun bertemu sahabat di jalan. Bahkan Allah SWT melarang umat Islam masuk ke rumah orang lain sebelum mengucapkan salah. Allah SWT berfirman di dalam Surat An-Nur ayat 27 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada mengucap salam juga diriwayatkan dalam sebuah hadits dengan derajat Muttafaq 'alaih dari Abdullah bin Amr bin al-Ash,"Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Islam apakah yang paling baik?' Beliau Rasulullah SAW menjawab, 'Engkau memberi makan, dan mengucap salam kepada orang yang kamu kenal maupun orang yang tidak kamu kenal."Tata Cara Mengucap dan Menjawab Salam Imam an - Nawawi di dalam Kitab Riyadhus Shalihin di Bab Salam menjelaskan, bahwa orang dianjurkan memberikan salam dengan mengucapkanLafal Assalamu'alaikum dalam bahasa Arab Foto Repro Kitab Riyadhus ShalihinAssalamu'alaikum Warahmatullahi WabarakatuhArtinya "Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkahNya tercurah kepada kalian."Menurut Imam an - Nawawi, kalimat itu diucapkan dengan menggunakan bentuk jamak. Meskipun yang diberi salam hanya satu di dalam kitab Al-Adzkar, Imam an - Nawawi menyebut ada 3 jenis salam bisa gunakan sebagai sapaan atau doa kita terhadap sesama muslim lainnya. 1. Assalamu'alaikum artinya adalah Semoga Keselamatan terlimpah untukmu. 2. Assalamu'alaikum Warahmatullah artinya Semoga Allah Melimpahkan Keselamatan dan Rahmat-Nya untukmu / Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah untukmu. 3. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh artinya adalah semoga Allah Melimpahkan keselamatan, Rahmat dan Keberkahan untukmu. atau Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah padamu / yang menerima, menjawab salam dengan mengucapkanLafal Wa'alaikumussalam Foto Repro Kitab Riyadhus Shalihin Wa'alaikumus Salam Warahmatullahi WabarakatuhArtinya "Begitu juga semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkahNya tercurah kepada kalian."Adab Mengucapkan SalamDiriwayatkan dari Abu Hurairah dalam sebuah hadits dengan derajat Muttafaq 'alaih, Rasulullah SAW bersabda"Yang muda memberi salam kepada yang tua. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang lebih banyak."Di dalam hadits riwayat al - Bukhari, Rasulullah SAW bersabda"Dan anak kecil mengucapkan salam kepada yang lebih besar." erd/erdKhususbagi sesama muslim, islam telah meletakan dasar yang kuat untuk memelihara persaudaraan / ukhuwah yang bisa diterapkn dalam kehidupan sehari-hari secara langsung, praktis dan edukatif, di ikat dengan kesamaan aqidah. Ucapan salam ini diucapakn apabila mereka bertemu atau akan berpisah. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 86 5 Mempererat persaudaraan. Keutamaan menjaga silaturahmi yang terakhir adalah dapat mempererat hubungan persaudaraan. Pergaulan juga lebih luas. Hal ini tentu akan membantu kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Baca Juga: Mengapa Kita Dianjurkan Membaca Surat Al Kahfi Ayat 29? Ini Keutamannya . 256 134 6 320 1 81 69 260